Senin, 26 Maret 2018

Karakteristik Bunyi

KARAKTERISTIK BUNYI

Saat mendengar bunyi kita dapat membedakan sumber bunyi karena setiap gelombang bunyi memiliki frekuensi dan amplitude yang berbeda meskipun perambatanya terjadi pada medium yang sama

1. Tinggi rendah dan kuat lemah bunyi
Pada orang dewasa, suara perempuan lebih tinggi dibandingkan suara laki-laki. Itu disebabkan oleh pita suara laki-laki bentuknya lebih panjang dan berat, mengakibatkan suara dasar sebesar 125 Hz, sedangkan perempuan memiliki nada dasar saru oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi, yaitu sekitar 250 Hz.
Bunyi dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga sakit dan nyeri karena gendang telinga iku begetar lebih cepat. Semakin besar frekuensi bunyi maka semakin tinggi nadanya.

Garpu talah yang digetarkan pelan-pelan menghasilkan simpangan yang ecil, sehingga amplitude gelombang yang dihasilkan juga kecil. Kuat lemahnya suara ditentukan oleh ampitudonya.

Frekuensi senar yang bergetar di pengaruhi oleh
Panjang senar, semakin panjan senar, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan
Tegangan senar, semakin besar tegangan senar, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan
Luas penampang senar, semakin kecil penampang senar, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan

2. Nada

Bunyi music lebih indah di dengar dari pada suara keributan karena bunyi music memiliki frekuensi getaran teratur yang disebut nada, sebaliknya bunyi yang memiliki frekuensi getaran yang tidak teratur disebut desah.
Warna atau kualitas bunyi

Setiap alat music mengeluarkan suara yang khas, suara yangkhas ini disebut kualitas bunyi ata timbre. Manusia juga memiliki kualitas suara yang berbeda beda ada yang merdu ada yang tidak

3. Resonasi


Pada saat kita memukul kentongan, maka kentongan tersebut akan bergetar dan membuat suara kentongan lebih besar. Hal inilah yang disebut resonasi. Resonasi dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat ketika panjang kolom udara mencapai satu per empat bagian panjang gelombang bunyi. Resonansi kolom udara dimanfaatkan manusia untuk alat music seperti kendang, gitar, alat music tiup, alat music gesek, gamelan, dll.

Sebenarnya telinga manusia juga menggunakan prinsip resonasi, yaitu saat kita berbicara, kita dapat mengatur suara menjadi lebih tinggi atau rendah. Organ yang berperan dalam pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan kotak suara yang berupa pipa pendek. Pada saat kita berbicara, pita suara akan bergetar. Getaran itu akan diperkuat oleh udara dalam kotak suara yang beresonasi dengan pita suara pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitude lebih besar sehingga kita dapat mendengar suara yang nyaring.

4. Pemantulan bunyi


Contoh pemantulan bunyi yaitu saat kita berada pada ruang tertutup suara tersebut akan terdengar lebih besar dibandingkan dengan pada ruangan terbuka.

     Macam-macam Bunyi Pantul :
a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli

Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli jika jarak antara sumber bunyi dan bidang pemantul sangat dekat. Ini menyebabkan selang waktu yang dibutuhkan oleh bunyi pantul untuk kembali berlangsung sangat singkat. Dapat dianggap bahwa bunyi pantul bersamaan waktunya dengan bunyi asli sehingga bunyi pantul memperkuat bunyi asli. Maka, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kuat bunyi yang kita dengar ditentukan oleh faktor:
-amplitudo sumber bunyi
-jarak antara sumber bunyi dan pendengar
-resonansi
-adanya dinding pemantul dan jaraknya dengan pendengar

Contoh dari peristiwa bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, antara lain:
Suara akan terdengar lebih keras ketika bernyanyi dalam kamar mandi
Suara musik dalam ruang tertutup akan lebih keras dari pada di lapangan terbuka

b. Gaung (kerdam)

Ketika sebagian bumyi pantul terdengar bersamaan dengan bunyi aslinya, sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas, maka disitulah terjadi gaung. Hal ini tentunya sangat menggagu, karena bunyi akan terdengar tidak jelas karena tercampur dengan bunyi pantul. Karena itu, untuk menghindarkan terjadinya gaung, maka di dalam bioskop atau gedung konser musik, dinding-dindingnya dilapisi oleh zat peredam suara. Bahan yang sering digunakan sebagai peredam suara yakni; kain wol, kapas, karton, gelas, dan karet. Contoh peristiwa gaung:
Bunyi asli = In – do – ne – sia
Bunyi pantul = In —- -do —- ne —- sia
Bunyi terdengar = In – …. – …. – ….- sia

c. Gema

Fenomena bunyi pantul yang terdengar setalah bunyi asli disebut dengan gema. Hal ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dengan bidang pemantul sangat jauh. Fenomena Gema dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan berapa jarak dinding lereng sebuah bukit yang berada di depan kita. Misalnya kita berada disebuah lereng gunung, kemudian kita berteriak In — do — ne — sia. Anggaplah waktu yang tercatat ketika 4 suku kata itu selesai terdengar gemanya adalah 1 detik, atau satu suku kata memerlukan waktu 1/4 detik, dan satu suku kata itu terdengar ketika kita selesai mengucapkan 4 suku kata secara lengkap. Jika capat rambat bunyi di udara 340 m/s. Maka jarak pergi-kembali bunyi adalah:

Jarak = kecepatan x selang waktu = 340 m/s x 1/4 s = 85 meter

Karena bunyi menempuh jarak pergi-kembali, maka hasil diatas harus dibagi dua untuk mendapatkan jarak antara kita dengan bidang pantul:

Jarak pendengar-bidang pantul = 85 m / 2 = 42,5 meter.


sumber: https://erlynadwi18.wordpress.com/2015/05/22/karakteristik-bunyi/
sumber:https://artikelnesia.com/2012/11/16/macam-macam-bunyi-pantul/


http://fennytachrista.blogspot.co.id/2017/04/karakteristik-bunyi-saat-mendengar.html

0 komentar:

Posting Komentar